Rabu, 26 Agustus 2015

Ada Masa Ketika...

Ada masa ketika hari-hari berseragam putih biru itu terganti dengan seragam putih abu-abu, dimana masa orientasi itu dihabiskan bersama orang-orang baru. Tak pernah sekalipun terlintas bahwa setelahnya mereka akan menjadi bagian terbesar selama tiga tahun ke depan itu.
Ada masa ketika bocah ingusan itu berubah menjadi sosok yang dipuja-puja, sifat kekanakan itu berubah mendewasa, hari-hari kenakalan itu seketika mendominasi masa remaja kita, mulai dari olokan demi olokan terhadap beberapa guru hingga cabut berjamaah.
Ada masa ketika perasaan kagum itu berubah menjadi cinta, membuat kalut hati jiwa-jiwa yang mencinta. Ketika mereka yang berhasil membuat satu pencapaian berupa ikatan sebuah hubungan, rasa itupun kian menjadi. Ketika genggaman tangan pertama berubah menjadi sebuah ciuman pertama, jiwa-jiwa itupun kian menggembira.
Ada pula masa dimana rasa yang dulu pernah ada, seketika sirna begitu saja, membuat hati itu kelu dan hampir remuk. Sebuah kebahagiaan itu seketika berubah menjadi kesedihan, dan perasaan cinta itu seketika berubah menjadi kebencian. Mereka yang dulu pernah saling mencinta, seketika berubah menjadi dua orang yang tak saling mengenal, menjalani kehidupan masing-masing tanpa menoleh ke belakang dan mengenang bahwa mereka pernah bersama.
Ada masa ketika junior berubah menjadi senior, dan senior berubah menjadi sang penguasa sekolah. Mereka yang merasa berpengaruh, kian merajalela di setiap sudut sekolah. Mereka yang beranggapan bahwa merekalah sang empunya kian membesar kepalanya. Mereka yang cekcok, akan saling membicarakan di belakang. Si culun berubah menjadi si keren, dan si bodoh berubah menjadi si eksis. Julukan demi julukan mereka lontarkan untuk sesama, dan kenangan itu kian bertambah.
Lalu, ada masa ketika hari-hari kesenangan harus disudahi dengan berbagai rangkaian tes. Mereka yang awalnya berpengaruh, kini kembali berbaur dengan sesamanya, mencoba fokus dengan apa yang telah ada di depan mata mereka. Masa kedewasaan tengah menanti mereka semua di depan sana, dan tanpa disadari, setelah berbulan-bulan penuh perjuangan, seragam abu-abu itu tak lagi berguna untuk mereka kenakan.
Di penghujung hari itu, akan ada masa ketika mereka semua kembali mengingat-ingat apa yang telah mereka jalani bersama. Semua teman baru, semua perasaan pertama, semua cerita, semua rasa, semua kenangan—semua itu berbaur menjadi satu. Dan di penghujung jalan persimpangan, pada akhirnya mereka diharuskan untuk berpisah dan menyongsong masa dewasa yang menanti mereka. Dengan sebuah pelukan terakhir untuk kawan tercinta, mereka mulai berpisah di persimpangan jalan.
Menurutku lucu mengingat-ingat semua itu. Semua rasa pertama yang dilalui di masa SMA serta kenangan yang ada, pada akhirnya hanya akan berubah menjadi sebuah mosaik kehidupan. Aku bisa memberi garansi, dalam 10 tahun ke depan saat hari-hari remaja itu telah berlalu, kalian akan menoleh kembali ke arah bingkai mosaik kehidupan itu dan tersenyum bangga kala mengingat semua itu.
Dan pada akhirnya, akan ada pula masa ketika hari tua menyeru padamu dan berkata,
Semoga bahagia atas kenangannya.







****
idektatablake ® Agustus 2015.
Untuk mereka yang mewarnai hari-hari kala SMA, cerita ini tentang kenangan kita semua. Semoga suatu hari nanti, kita dapat berkumpul kembali dengan berbagai cerita baru yang sempat kita lewatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar