Minggu, 23 Februari 2014

Changes.

Feelings change, Darling. And so do the people.

And it's true, indeed.

Tapi bagian yang paling menyakitkan adalah bagaimana kenangan-kenangan akan rasa serta mereka yang dulu pernah eksis dalam hati tetaplah sama, akan selalu berada di sana selamanya. Dan tidakkah itu menyakitkan? Karena saat rasa dan orang-orang itu telah berubah, yang tersisa hanyalah bayangan akan masa lalu mereka. Aku pikir itu sungguh menyakitkan. Dan percayalah, saat kukatakan padamu bahwa rasanya memang menyakitkan, jangan pernah tanyakan kembali apa aku baik-baik saja setelahnya.

Karena faktanya aku tidak baik-baik saja.

Dua bulan berselang, akhirnya aku dapat merelakan fakta bahwa terkadang, tidak selamanya orang-orang yang kukehendaki dapat tinggal dalam hidup ini untuk selamanya. Like I said before, feelings change and so do the people. Jadi, aku berusaha merelakan fakta itu dan berdamai dengan diri sendiri. Setelah (lagi-lagi) merasakan pahitnya jatuh cinta, aku tersadar bahwa hidup itu tak selamanya indah. Ada kalanya hidup ini dipenuhi oleh warna pelangi. Namun ada kalanya pula hidup ini dipenuhi oleh warna kelabu yang menyeramkan. Yang perlu kita lakukan adalah menunggu dan bersabar karena setelah badai berlalu, pelangi pasti akan menyembul dibalik sisa-sisa awan kelabu, memberikan sebuah pengharapan yang baru untuk hidup yang lebih indah.

Mungkin sekarang kalian akan bertanya, mengapa aku mempercayai semua konsep omong kosong ini. Namun, kawanku, aku akan menjawabnya dengan sebuah senyuman. Karena sebagai pecinta hujan, Almarhum Ayah selalu mengajariku untuk selalu mensyukuri segala bentuk rezeki yang Tuhan berikan pada kami. Dan hujan.... hujan adalah salah satu bentuk rezeki itu sendiri. Biasanya, saat hujan turun, Tata versi 5 tahun akan berlari dengan girang menuju halaman rumah, lalu menari di bawah tetes hujan yang turun.

Bukankah itu menyenangkan?

Lalu kini mungkin kalian akan kembali berargumen, mengatakan bahwa hujan sebenarnya hanya akan membawa bencana pada kita semua. Namun, kawanku, kalian salah. Aku selalu percaya bahwa hujan adalah suatu pertanda kebahagiaan di balik badai kesedihan. Mengapa? Karena saat langit mulai kelabu, saat semuanya berubah dingin dan gelap, saat sedikit demi sedikit tetesan hujan mulai jatuh membasahi bumi ini, kalian bisa memahami serta merasakan seberapa rapuhnya bumi yang kita pijak ini. Rasanya seperti kalian akan mengerti bahwa bumi tidak sekuat yang kalian kira.

Namun taukah kalian apa yang akan terjadi setelahnya? Setelah hujan reda, pelangi akan muncul. Sebuah perpaduan warna yang baru setelah warna kelabu berlalu. Sebuah bentuk kegembiraan yang baru setelah badai kesedihan berlalu. Tidakkah menurut kalian itu adalah konsep yang indah? Menenangkan hati juga menentramkan jiwa? Tidakkah menurut kalian itu adalah sebuah reasuransi akan hidup yang lebih indah untuk jiwa-jiwa rapuh yang hampir hancur karena kesedihan? Aku pikir konsep hujan itu indah. Maka dari itu, setiap cobaan melanda hidup ini, aku selalu merapalkan puji syukurku pada Tuhan karena aku percaya setelah cobaan tersebut berlalu hidup ini akan kembali membaik.

Dan seperti halnya konsep hujan yang tadi kuceritakan pada kalian, aku juga percaya bahwa rasa juga mereka yang telah berubah, pergi, lalu meninggalkan bekas luka di hati ini, akan memiliki penggatinya yang berperan sebagai penyembuh luka menganga dalam hati ini. Dirinya yang perlahan berjalan menjauhi pintu hati ini telah mengajarkanku bahwa tak selamanya seseorang dapat tinggal dalam hati. People walk in and out in our life, but only some of them will leave a footprint in our heart. Dan sosoknya telah membuktikan padaku bahwa hampir setiap lelaki yang pernah singgah di hati ini setidaknya telah mengukir jejaknya dalam hati ini.

Lalu kemudian aku kembali tersadar, rasa ini mungkin memang belum benar-benar hilang. Karena jika memang sudah, seharusnya aku tidak mengingat-ingat kembali apa yang dulu pernah kumiliki dengannya. Sebuah pertemanan antara cucu Adam dan Hawa itu adalah yang paling berharga untukku. Dan seharusnya, I should never have fallen for him at the first place. Mungkin aku salah karena telah jatuh cinta padanya. Namun kata hati tidak pernah salah, bukan? Karena mungkin ini hanyalah salah satu persimpangan dari perjalanan panjangku menemukan yang tepat.

Hari ini, rasa itu telah resmi memudar sedikit demi sedikit. Entah kapan, namun aku yakin rasa itu akan sirna sepenuhnya suatu hari nanti. Dan saat aku besar nanti, aku akan bercerita pada anak-anakku betapa aku melewati jalan yang begitu panjang hanya untuk menemukan sosok yang mereka sebut Ayah. Namun lalu aku juga akan bercerita tentang sosok-sosok yang pernah singgah di hati ini. Dan aku... aku tidak akan lupa bercerita tentang sosoknya. Bagaimana dirinya pernah menjadi sosok paling berpengaruh dalam hidupku. Juga bagaimana dirinya telah mengajarkanku pelajaran berharga bahwa tak selamanya semua sosok yang kuhendaki dapat selama tinggal dalam hati ini.

Setiap rasa akan berubah, Sayangku. Begitu juga dengan orang-orang yang ada dalam hidup ini. Mungkin terkadang sakit melihat segalanya perlahan berubah. Tapi percayalah, sebenarnya yang kau rindukan bukanlah sosok orang-orang yang telah berubah itu sendiri, namun kenangan yang sempat kau buat bersama orang-orang tersebut. Dan aku berjanji, suatu hari nanti, saat kau telah cukup dewasa, kau akan menoleh kembali pada hari ini, tersenyum, lalu bersyukur karena pernah memiliki sosok-sosok itu dalam hidupmu. Karena akupun begitu.

Dan kamu… kamu adalah sosok itu. Sosok yang akan kusyukuri suatu saat nanti karena pernah eksis dalam hidup ini, sosok yang akan kuceritakan kembali dalam beberapa dekade nanti pada anak serta cucuku kelak, sosok yang akan selamanya eksis dalam hati ini karena kamu adalah kamu, sebuah cerita tentang masa remajaku. Dan aku akan selalu berterima kasih padamu karena telah memperbolehkanku mengagumi sosokmu dan menulis cerita tentang kamu. Sayangku, aku harap kau tau bahwa dirimu adalah cerita cinta masa remajaku.








*****
idektatablake ® Februari 2014.
Untuk seseorang yang baru saja kembali dari tanah suci, aku harap kamu baik-baik saja. Percayalah, doaku akan selalu menemani tiap langkahmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar