Feelings change, Darling. And so do the people.
And it's true, indeed.
Tapi bagian yang paling menyakitkan adalah
bagaimana kenangan-kenangan akan rasa serta mereka yang dulu pernah eksis dalam
hati tetaplah sama, akan selalu berada di sana selamanya. Dan tidakkah itu
menyakitkan? Karena saat rasa dan orang-orang itu telah berubah, yang tersisa
hanyalah bayangan akan masa lalu mereka. Aku pikir itu sungguh menyakitkan. Dan
percayalah, saat kukatakan padamu bahwa rasanya memang menyakitkan, jangan pernah
tanyakan kembali apa aku baik-baik saja setelahnya.
Karena faktanya aku tidak baik-baik
saja.
Dua bulan berselang, akhirnya aku
dapat merelakan fakta bahwa terkadang, tidak selamanya orang-orang yang
kukehendaki dapat tinggal dalam hidup ini untuk selamanya. Like I said before, feelings change and so do the people. Jadi, aku
berusaha merelakan fakta itu dan berdamai dengan diri sendiri. Setelah
(lagi-lagi) merasakan pahitnya jatuh cinta, aku tersadar bahwa hidup itu tak
selamanya indah. Ada kalanya hidup ini dipenuhi oleh warna pelangi. Namun ada
kalanya pula hidup ini dipenuhi oleh warna kelabu yang menyeramkan. Yang perlu
kita lakukan adalah menunggu dan bersabar karena setelah badai berlalu, pelangi
pasti akan menyembul dibalik sisa-sisa awan kelabu, memberikan sebuah
pengharapan yang baru untuk hidup yang lebih indah.
Mungkin sekarang kalian akan bertanya,
mengapa aku mempercayai semua konsep omong kosong ini. Namun, kawanku, aku akan
menjawabnya dengan sebuah senyuman. Karena sebagai pecinta hujan, Almarhum Ayah
selalu mengajariku untuk selalu mensyukuri segala bentuk rezeki yang Tuhan
berikan pada kami. Dan hujan.... hujan adalah salah satu bentuk rezeki itu
sendiri. Biasanya, saat hujan turun, Tata versi 5 tahun akan berlari dengan
girang menuju halaman rumah, lalu menari di bawah tetes hujan yang turun.
Bukankah itu menyenangkan?
Lalu kini mungkin kalian akan kembali berargumen,
mengatakan bahwa hujan sebenarnya hanya akan membawa bencana pada kita semua.
Namun, kawanku, kalian salah. Aku selalu percaya bahwa hujan adalah suatu
pertanda kebahagiaan di balik badai kesedihan. Mengapa? Karena saat langit
mulai kelabu, saat semuanya berubah dingin dan gelap, saat sedikit demi sedikit
tetesan hujan mulai jatuh membasahi bumi ini, kalian bisa memahami serta
merasakan seberapa rapuhnya bumi yang kita pijak ini. Rasanya seperti kalian
akan mengerti bahwa bumi tidak sekuat yang kalian kira.
Namun taukah kalian apa yang akan
terjadi setelahnya? Setelah hujan reda, pelangi akan muncul. Sebuah perpaduan
warna yang baru setelah warna kelabu berlalu. Sebuah bentuk kegembiraan yang
baru setelah badai kesedihan berlalu. Tidakkah menurut kalian itu adalah konsep
yang indah? Menenangkan hati juga menentramkan jiwa? Tidakkah menurut kalian
itu adalah sebuah reasuransi akan hidup yang lebih indah untuk jiwa-jiwa rapuh
yang hampir hancur karena kesedihan? Aku pikir konsep hujan itu indah. Maka
dari itu, setiap cobaan melanda hidup ini, aku selalu merapalkan puji syukurku
pada Tuhan karena aku percaya setelah cobaan tersebut berlalu hidup ini akan kembali
membaik.
Dan seperti halnya konsep hujan yang
tadi kuceritakan pada kalian, aku juga percaya bahwa rasa juga mereka yang telah
berubah, pergi, lalu meninggalkan bekas luka di hati ini, akan memiliki
penggatinya yang berperan sebagai penyembuh luka menganga dalam hati ini.
Dirinya yang perlahan berjalan menjauhi pintu hati ini telah mengajarkanku bahwa
tak selamanya seseorang dapat tinggal dalam hati. People walk in and out in our life, but only some of them will leave a
footprint in our heart. Dan sosoknya telah membuktikan padaku bahwa hampir
setiap lelaki yang pernah singgah di hati ini setidaknya telah mengukir
jejaknya dalam hati ini.
Lalu kemudian aku kembali tersadar, rasa ini mungkin memang belum benar-benar hilang. Karena jika memang sudah, seharusnya aku tidak mengingat-ingat kembali apa yang dulu pernah kumiliki dengannya. Sebuah pertemanan antara cucu Adam dan Hawa itu adalah yang paling berharga untukku. Dan seharusnya, I should never have fallen for him at the first place. Mungkin aku salah karena telah jatuh cinta padanya. Namun kata hati tidak pernah salah, bukan? Karena mungkin ini hanyalah salah satu persimpangan dari perjalanan panjangku menemukan yang tepat.
Hari ini, rasa itu telah resmi memudar
sedikit demi sedikit. Entah kapan, namun aku yakin rasa itu akan sirna
sepenuhnya suatu hari nanti. Dan saat aku besar nanti, aku akan bercerita pada
anak-anakku betapa aku melewati jalan yang begitu panjang hanya untuk menemukan
sosok yang mereka sebut Ayah. Namun lalu aku juga akan bercerita tentang
sosok-sosok yang pernah singgah di hati ini. Dan aku... aku tidak akan lupa
bercerita tentang sosoknya. Bagaimana dirinya pernah menjadi sosok paling
berpengaruh dalam hidupku. Juga bagaimana dirinya telah mengajarkanku pelajaran
berharga bahwa tak selamanya semua sosok yang kuhendaki dapat selama tinggal
dalam hati ini.
Setiap rasa akan berubah, Sayangku.
Begitu juga dengan orang-orang yang ada dalam hidup ini. Mungkin terkadang
sakit melihat segalanya perlahan berubah. Tapi percayalah, sebenarnya yang kau
rindukan bukanlah sosok orang-orang yang telah berubah itu sendiri, namun kenangan
yang sempat kau buat bersama orang-orang tersebut. Dan aku berjanji, suatu hari
nanti, saat kau telah cukup dewasa, kau akan menoleh kembali pada hari ini,
tersenyum, lalu bersyukur karena pernah memiliki sosok-sosok itu dalam hidupmu.
Karena akupun begitu.
Dan kamu… kamu adalah sosok itu. Sosok
yang akan kusyukuri suatu saat nanti karena pernah eksis dalam hidup ini, sosok
yang akan kuceritakan kembali dalam beberapa dekade nanti pada anak serta
cucuku kelak, sosok yang akan selamanya eksis dalam hati ini karena kamu adalah
kamu, sebuah cerita tentang masa remajaku. Dan aku akan selalu berterima kasih
padamu karena telah memperbolehkanku mengagumi sosokmu dan menulis cerita
tentang kamu. Sayangku, aku harap kau tau bahwa dirimu adalah cerita cinta masa
remajaku.
*****
idektatablake ® Februari 2014.
Untuk seseorang yang baru saja kembali dari tanah suci, aku
harap kamu baik-baik saja. Percayalah, doaku akan selalu menemani tiap
langkahmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar